Memasuki musim hujan begini, Gapoktan Langgeng Makmur yang berlokasi di Dukuh Tanggar, Desa Damarwulan, Kecamatan Keling, Jepara banyak didatangi oleh para tamu. Sebagian besar mereka datang untuk membeli bibit yang dikembangkan selama ini baik untuk tanaman pertanian maupun kehutanan. “Banyak pemesan dari dalam dan luar daerah dengan jumlah banyak,” ujar Mahmudi maupun Solikan pengelola yang juga mengurus mewakili ketuanya, M. Masyruri kepada reporter Gelora Bumi Kartini.
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Langgeng Makmur yang berdiri 11 Pebruari 2004 ini memang berhasil mengembangkan usahanya dalam bidang pembibitan dan pembenihan dengan memanfaatkan lahan seluas 1,6 hektar. Berbagai jenis tanaman yang dikembangkan dalam pembibitan itu antara lain ada lada, kakao, kopi, cengkeh, panili, kelapa (termasuk kelapa kopyor), sengon -laut dan beberapa jenis bibit tanaman pertanian maupun kehutanan. Harganya bervariasi melihat jenis bibitnya antara Rp 750 sampai Rp 17.500/ batang.
Mahmudi lantas memerinci harga-harga tersebut, misalnya saja harga bibit kakao umur minimal 6 bulan antara Rp 1.000- Rp 2.000/ batang, lada juga umur 6 bulan harganya Rp 2.500/ batang. Untuk bibit kopi aneka jenis harga sebatangnya antara Rp 750- Rp 1500. Demikian juga cengkeh harganya antara Rp 3.000-Rp 3.500/ batang, panili Rp 2.500/ batang, kelapa biasa Rp 6.500- Rp 10.000/ batang dan yang bibit kelapa kopyor antara Rp 10.000 – Rp 17.500/ batang. “Biasanya para pembeli dalam jumlah banyak jauh hari sudah memesan. Sehingga kadang sampai kehabisan stok dan banyak yang tidak kebagian,” ujarnya.
Dijelaskan, bahwa disamping dikembangkan di kelompok, beberapa pembibitan dilakukan di sub kelompok lain seperti cengkeh maupun sengon laut. Pihaknya juga berusaha untuk mengembangkan lebih banyak lagi demi mencukupi kebutuhan permintaan yang terus meningkat. Kesadaran masyarakat yang cukup tinggi dalam bertanam bibit di lahannya masing-masing menjadikan permintaan lebih banyak. “Kita baru saja menerima pesanan bibit kelapa dalam jumlah banyak dari kabupaten Rembang,” ujar Mahmudi didampingi Solikan.
Keberhasilan Gapoktan dalam membuka usaha pembibitan ini menjadi daya tarik dari pihak lain sehingga sering menjadi ajang studi banding dari daerah/ kabupaten lain seperti dari Semarang dan Rembang. Disamping itu lokasi ini juga baru saja menjadi tempat untuk kuliah lapang pertanian dari Keling dan Donorojo.
Ketua maupun pengurus lain mengakui perhatian pemerintah terhadap keberadaan Gapoktan Langgeng Makmur di Damarwulan ini cukup besar. Berbagai sarana dan prasarana dibantu termasuk gedung sekretariat yang diresmikan oleh Bupati Hendro Martojo. Sarana dan prasarana yang dimilikinya antara lain ada g e n s e t, handtraktor, gudang, pompaair,screenhouse dan lahan pembibitan. Usaha ini juga membuka lapangan pekerjaan baru dan menambah kesibukan bagi para ibu di sekitarnya.
KepaIa Dishutbun Kabupaten Jepara, Drs Wahyudi, MM mengakui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Gapoktan Langgeng Makmur bisa menjadi contoh bagi kelompok lain. Masyarakat juga diharapkan untuk memanfaatkan hasil pembibitan ini. Disamping itu masyarakat juga diajak untuk sadar mengolah tanah dan mengembangkan usaha penanaman utamanya di daerah atas sehingga air tidak mengalir ke bawah tetapi meresap ke tanah. “Hutan, tanah dan air satu hal yang harus dirawat dalam upaya mewujudkan keseimbangan alam,” paparnya didampingi Kabid Perkebunan, Ir Paryono, MSi.
Dalam kesempatan terpisah, Ir Paryono, MSi menjelaskan, bahwa kelompok tani, koperasi, PPL dan anggota kelompok tani dari Jepara masing-masing meraih juara tiga baik tingkat Jateng maupun nasional dalam lomba akselerasi tebu dalam upaya meningkatkan swa sembada gula nasional.
Kelompok tani yang meraih juara itu dari Desa Nalumsari, sedang koperasinya Tani Maju dari Desa Pendosawalan. Untuk anggota kelompok taninya dari Desa Banyuputih. Prestasi juga diraih oleh petugas (PPL). Untuk PPL dan anggota kelompok tani meraih juara III tingkat nasional. Sedang kelompok tani dan koperasi juara III tingkat Jawa Tengah,” papar Ir Paryono, MSi. (Skt)
(Gelora Bumi Kartini Edisi Nopember 2008 Halaman 30-31)
check..check..
salut buat kelompok tani..
semoga bisa menjadi kelompok tani yg mandiri dan full inovasi..